Resume Buku Pengantar Ilmu Farmasi

Resume Buku Pengantar Ilmu Farmasi oleh Khaila Sifa Rosiana, NIM  G1E123048, Prodi Farmasi dari Universitas Jambi. 

Bab 1 : KONSEP INTEGRASI KEILMUAN

    Integrasi Keilmuan merupapkan hasil pemikiran mengenai pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum. Terpisahnya hal tersebut mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan, dan Umat Islam akan mengalami penurunan apabila ilmu yang dihasilkan tidak selaras dengan kebudayaan Islam. 

    Pemisahan ilmu pengetahuan dari agama menghasilkan ilmuan yang tidak bertanggung jawab dengan kelangsungan hidup di lingkungan. Sedangkan, pemisahan agama dari ilmu pengetahuan melahirkan ahli agama yang tidak peka terhadap fenomena dan perkembangan ilmu pengetahuan. Karena itu ilmu dan agama bukanlah hal yang seharusnya dipisah, kedua hal ini harus berjalan selaras agar dapat menghasilkan suatu pemahaman yang seimbang. (Tidak memahami satu lebih baik dari hal lainnya)

    Oleh Kuntowijoyo, pokok dari konsep integrasi adalah penyatuan antara wahyu Tuhan dan temuan pemikiran manusia. Menurutnya, konsep integrasi adalah memberi proporsi yang layak bagi Tuhan dan manusia dalam keilmuan. 

Bab 2 : SEJARAH FARMASI

    Gaya hidup manusia purba yang nomaden menyebabkan mereka rentan terkena penyakit, karena minimnya ilmu pengetahuan pada zaman itu, mereka menyangka jika terserang penyakit hal tersebut merupakan kutukan dari dewa atau masuknya roh jahat ke dalam tubuh mereka. Penyembuhan di zaman ini masih melalui mantra-mantra. 

    Beberapa tahun kemudian manusia purba sudah mulai memanfaatkan area sekitar dan menggunakan ramuan tumbuhan sebagai obat walau hanya berdasarkan insting. Kemudian, penemuan arkeolog menemukan tulisan mengenai farmasi yang disebut 'Papyrus Ebers' yang berisi 800 resep dan 700 obat-obatan yang terbuat dari tumbuhan dan mineral. Hal ini membuktikan bahwa manusia akan hidup terus maju dan berkembang seiringnya perkembangan zaman. 

    Sejarah farmasi dan kedokteran tidak terlepas dari tokoh-tokoh seperti hippocrates (450-370 SM), Dioscorides (abad ke-1 M), dan Galen (120-130 M).

Hippocrates (450-370 M), merupakan seorang dokter yunani yang dihargai karna memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah, ia membuat sistematika dalam pengobatan, serta menyusun uraian tentang beratus-ratus jenis obat-obatan, ia juga dinobatkan sebagai bapak dari ilmu kedokteran. Dioscorides (abad ke-1 M), seorang dokter yunani vang merupakan seorang ahli botani, yang merupakan orang pertama yang menggunakan ilmu-tumbuh tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, hasil karvanva berupa De Materia Medika. selanjutnya mengembangkan ilmu farmakognosi. obat obatan yang dibuat dioscoridaes antara lain napidium, opium, ergot, hyosciamus, dan cinnamon.            Galen (120-130 M), merupakan dokter sekaligus Ahli Farmasi berkewarnegaraan romawi, ia menciptakan suatu sistim pengobatan, fisiologi, patologi yang merumuskan kaidah yang banyak diikuti selama 1500 tahun, merupakan pengarang buku terbanyak di zamannya, dan berhasil meraih penghargaam untuk 500 bukunya tentang ilmu kedokteran-farmasi serta 250 buku lainnya tentang falsafal, hukum, maupun tata bahasa. Hasil karyanya disebut farmasi 'Galenik'. 













Komentar

  1. Dulu, praktek pengobatan masih berdasarkan insting, belun tentu praktek yang digunakan benar dan salah. Apakah metode pengobatan tersebut ada resikonya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu saja metode pengobatan tsb memiliki resiko jika salah memilih bahan dalam pengobatan, jika tak sengaja terpilih bahan yang beracun, pasti akan terkena akibatnya. Tapi saya yakin, manusia zaman dahulu sudah dapat membedakan mana yang beracun dan mana yang aman digunakan, sehingga dampak yang diberikan tidak terlalu besar akibatnya

      Hapus
    2. Tentu saja metode obat tersebut memiliki resikonya. Dengan tidak mengetahui keefektifan obat tersebut mungkin akan memperburuk keadaan dan dapat berakibat fatal seperti kematian. Dengan metode menggunakan insting tersebut mungkin akan menyebabkan penyakit menular karena praktek pengobatan yang tidak steril dan belum lagi ketika mencoba tanaman yang tidak kita ketahui kandungannya seperti racun yang dapat membuat kematian pada pasien.

      Hapus
  2. Bagaimana cara mereka memilih tumbuh-tumbuhan yang sesuai dengan penyakit yang diderita pada masa itu? apakah ada tanaman khusus yang dapat digunakan pada masa itu? dan dari mana asal muasal ide meraeka sehingga dapat memutuskan untuk menggunakan tumbuh-tumbuhan? padahal masih bannyak 'bahan lain' yang dapat digunakan sebagai 'percobaan bahan olah' untuk menjadi obat-obatan, seperti hewan, tanah, air, dan sebagainya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Metode pengobatan pada zaman dahulu dilakukan dengan mengandalkan insting. tentunya dalam pemilihan ‘media olah’ agar dapat menjadi obat-obatan berdasarkan insting manusia purba semata. saya yakin pada zaman tsb mereka sudah mencoba melakukan try & error terkait bahan-bahan yang akan digunakan menjadi obat, tentunya yang digunakan lebih lanjut adalah media yang memberi dampak yang terbaik.

      Hapus

Posting Komentar